Kolonel A Napitupulu, Danpomdam 1/BB Melepas Rindu ke Mundam

Administrator Administrator
Kolonel A Napitupulu, Danpomdam 1/BB Melepas Rindu ke Mundam

Perjalanan hidup tidak ada yang tahu muaranya. Namun dalam perjalanannya, kerap meninggalkan kenangan yang sulit untuk dilupa. Hal itu juga yang dirasakan Komandan Polisi Militer Daerah Militer (Danpomdam) 1/Bukit Barisan.

KOLONEL Cpm Anggiat Napitupulu, SH, MSc mempunyai kenangan dan kerinduan tersendiri terhadap daerah Mundam Kecamatan Medang Kampai Kota Dumai. Disela kunjungan kerjanya ke Markas Subdenpom 1/3-1 Dumai, calon Bintang 1 itu menyempatkan diri berkunjung ke rumah warga yang sudah dianggap sebagai orang tua angkatnya.

" Namanya Nek Ijah, saya kenal beliau karena sering menumpang mandi di sumur belakang rumahnya. Dibanding sumur yang lain, air ditempat itu lebih bersih. Awal bertemu saya sempat takut, karena beliau punya penyakit albino dan kulitnya belang. Apalagi waktu itu sudah lewat Maghrib,” ujar Kolonel Cpm A Napitupulu kepada Faisal Sikumbang, Pemimpin Redaksi KupasBerita mengenang masa-masa tinggal di Mundam.

Selama menjalani Latsitarda, hubungan emosial yang terbangun makin kuat. Tidak ada lagi jarak, dan A Napitupulu sudah dianggap sebagai anak sendiri. Ketika ingin bakar ayam di barak bersama kelompok Latsitarda, A Napitupulu membeli 3 ekor kepada putra Buk Ijah. Namun tidak berapa lama putra Buk Ijah datang dan mengembalikan uang itu.

" Dia (putra Buk Ijah) bilang ini perintah Ibu. Saya sempat menolak dan ngotot agar uang itu diambil saja. Namun putra beliau malah bermohon-mohon agar uang itu saya ambil lagi. Saya mengalah, dan menerimanya. Beberapa hari kemudian saya belikan beras, minyak, telor dan lainnya. Saat Nek Ijah masih di ladang saya antarkan ke rumah beliau. Malamnya, putra serta menantunya kena marah karena menerima Sembako itu," ungkap Kolonel A Napitupulu sambil tertawa.

Seiring berjalannya waktu, masa Latsitarda juga berakhir. Saatnya seluruh Taruna kembali untuk persiapan menjalani pelantikan di Istana Negara. Suasana kebathinan A Napitupulu saat perpisahan itu tak menentu. Ada keharuan yang mendalam. Kebaikan Nek Ijah selama ini betul-betul menyentuh hati.

" Saya minta izin kepada komandan untuk pamit kepada Nek Ijah. Begitu dapat izin, saya langsung lari ke rumah beliau. Saya bilang pamit dan terimakasih atas kebaikan selama ini. Saya ingatkan juga jangan lupa menonton di televisi saat pelantikan saya nanti. Saya tinggalkan handuk dan kain sarung sebagai kenang-kenangan," ungkap Kolonel A Napitupulu dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Namun ketika A Napitupulu berdiri usai meletakkan handuk dan kain sarung, tiba-tiba kedua belah pipinya mendapat tamparan keras dari Nek Ijah. Belum hilang rasa terkejut, tiba-tiba Nek Ijah mengangkat kedua tangannya sambil melantunkan doa dengan suara keras.

" Saya kaget, tiba-tiba kena tampar oleh Nek Ijah. Lalu beliau berdo’a dengan suara keras. Saya hanya terpana dan bingung. Tidak berapa lama beliau bilang, kau akan menjadi orang besar. Saya yakin, do’a beliau salah satu yang mengantarkan saya pada posisi saat ini. Dan hingga saat ini, hanya Nek Ijah yang berani tampar saya," ujar Kolonel A Napitupulu.

Disela Kunjungan Kerja (Kunker) ke Dumai, Kolonel Cpm A Napitupulu benar-benar ingin melepas rindu. Usai acara ramah tamah di Subdenpom Dumai bersama Sekda dan Forkopimda Dumai, Jumat (12/11/2021) malam, didampingi istri Jilly Napitupulu dirinya bergerak menuju Mundam.

Ikut dalam rombongan Dandenpom 1/3 Pekanbaru Letkol Cpm Robbi AS, Dandim 0320/Dumai Letkol Inf Irdhan, Dansubdenpom 13-1 Dumai Kapten Cpm Yordian serta sejumlah personil TNI lainnya.

Bukan gampang mencari rumah yang pernah disinggahinya saat menjadi taruna dan menjalani Latsitarda pada tahun 1997 lalu. Apalagi suasana daerah Mundam sudah sangat jauh berbeda. Kondisi yang dulunya jalan tanah dan masih banyak hutan tak tampak lagi. Kenangan yang tersisa hanyalah Masjid serta jalan yang pernah dibangun secara gotong royong pada masa Latsitarda lalu. Selain itu ada sumur yang berada disamping rumah dan 34 tahun lalu menjadi tempat mandinya.

Namun bukan TNI namanya kalau tak dapat mencari lokasi tersebut. Setelah berputar-putar menjelang tengah malam, akhirnya lokasi rumah itu berhasil ditemui. Hanya saja, rumah itu sudah dihuni oleh orang lain. Untung saja beberapa warga disana kenal dengan anak-anak Nek Ijah yang sudah pindah ke tempat lain. Sementara Nek Ijah sendiri sudah meninggal di dunia pada tahun 2000-an lalu dan dimakamkan di TPU Kelurahan Guntung.

Pertemuan Kolonel A Napitupulu dengan putra-putri Nek Ijah benar-benar penuh haru. Apalagi dari mulut mereka menyebutkan kain sarung yang pernah diberikan dulu masih disimpan di rumah. Hal itu makin menguatkan hati Kolonel A Napitupulu bahwa dirinya tidak salah orang dan mereka benar-benar anak Nek Ijah.

" Mereka masih ingat kain sarung itu. Ini adik-adik saya semua, tidak salah lagi. Apalagi yang ini, kulitnya sama dengan ibunya," ungkap Kolonel A Napitupulu sambil memeluk anak-anak Nek Ijah dengan perasaan haru.

Anak Nek ijah itu masing-masingnya, yang paling tua Ramli (saat ini tinggal di Malaysia), Parti dan paling kecil Marzuki. Marzuki ini yang dulunya mengembalikan uang pembelian ayam atas perintah Nek Ijah.

Selama pertemuan banyak hal yang diungkapkan Kolonel A Napitupulu. Termasuk menceritakan kenangannya selama menjalani Latsitarda pada tahun 1997 lalu. Kendati tidak bertemu langsung dengan Nek Ijah, pertemuan dengan putra-putrinya sudah mengobati rasa rindu Kolonel A Napitupulu.

" Mulai sekarang, kalian ini adik-adik saya, keluarga saya. Ada apa-apa jangan sungkan untuk memberitahu saya. Ibu kalian orang baik, semoga beliau diberikan tempat yang baik juga," ujar Kolonel A Napitupulu saat pamit pulang.

Sebelum meninggalkan tempat itu, Danpomdam 1/BB Kolonel A Napitupulu memberikan " salam tempel " kepada sejumlah warga yang datang.

" Terimakasih pak, semoga sehat selalu dan makin murah rezekinya," ujar Nurlis warga setempat.***

Penulis
: Faisal Sikumbang

Tag:
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers kupasberita.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online www.kupasberita.com Hubungi kami: redaksi@kupasberita.com
Berita Terkait
Komentar
Berita Terkini
google-site-verification: google0644c8c3f5983d55.html