Sekilas apa yang mereka lakukan mungkin dianggap hal biasa. Padahal dalam melaksanakan tugas, mereka harus meghadapi resiko yang luar biasa. Tidak hanya dilecehkan pengemudi, namun juga mempertaruhkan keselamatan diri.
BERPANAS-panasan dan kehujanan saat melaksanakan tugas di lapangan kerap mereka rasakan. Namun bagi petugas pemungut retribusi kendaraan di bawah UPT Perparkiran Dishub Dumai, kondisi itu bukan hal yang harus dikeluhkan.
Dibanding kalangan ASN lainnya, beban dan resiko kerja mereka lumayan luar biasa. Pada tahun lalu, malah ada petugas yang harus meregang nyawa. Honorer Dishub Dumai, Indra Syahroni meninggal dunia setelah kendaraannya diserempet truck tanki yang lari karena menolak membayar retribusi. Sementara rekan korban mengalami luka dan patah-patah. Seluruh pengorbanan itu bertujuan untuk memastikan meningkatnya pendapatan daerah.
“ Pada tahun 2020 ada personil kita yang meninggal dunia dan satunya lagi patah-patah. Mereka mengejar truck yang lari karena tidak membayar retribusi. Pengemudi truck menyerempet sepeda motor yang mereka ditunggangi. Satu anggota kita meninggal dunia, dan satunya lagi patah-patah. Tidak gampang saat berapa di lapangan, semoga ini bisa menjadi perhatian pimpinan,” ungkap Kepala UPT Perparkiran Dishub Dumai, M Hamidi kepada Koran Kupas.
Untuk jam kerja, tugas dilaksanakan 24 jam yang terdiri dari 3 regu. Masing-masing regu dibagi per-8 jam kerja dan bertugas dari pagi ke pagi sesuai jadwal yang sudah disepakati. Adapun jumlah keseluruhan personil 112 orang tenaga honorer plus 18 orang ASN. Dengan kondisi keuangan daerah, untuk masing-masing honorer saat ini Cuma mendapatkan gaji sebesar Rp1,4 juta setiap bulannya.
“ Saat yang lain sudah terlelap tidur, anggota kita masih bekerja di lapangan. Mereka kita bagi 3 shift, dan digilir jadwal kerjanya. Kita selalu mengingatkan kawan-kawan di lapangan agar tetap mengutamakan keselamatan diri. Jika terlalu membahayakan, lebih baik dihindari,” ujar M Hamidi.
Hamidi menegaskan, kendati menghadapi resiko berat di lapangan, namun itu tidak menyurutkan semangat mereka dalam melaksankan tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Hal itu dibuktikan melalui pencapaian kinerja maupun target pendapatan. Apalagi pasca penerapan E-Money beberapa waktu lalu, pendapatan mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
“ Alhamdulillah, saat ini pendapatan kita jauh lebih meningkat. Kalau sebelumnya setiap bulan hanya berkisar 1 hingga 1,3 milyar rupiah, sekarang diangka 2 milyar rupiah. Pencapaian ini selain dampak pemberlakuan E-Money juga berkat kerja keras petugas yang terkoordinasi dengan baik.” Papar M Hamidi.
Pada sisi lain, menyadari tingginya tingkat resiko kerja itu, Plt Kadishub Dumai Said Effendi berharap kepala daerah memberikan reward untuk petugas di lapangan dengan meningkatkan kesejahteraan mereka.
“ Jujur, kita sedikit miris juga dengan kondisi personil di lapangan. Dengan beban kerja yang tidak ringan, berpanas-panasan di lapangan, tentu perlu diberikan perhatian khusus. Alhamdulillah Walikota Dumai memberikan perhatian serius dengan menaikkan gaji honorer petugas retribusi pada tahun depan sebesar 2 juta dari 1,4 juta rupiah yang diterima sebelumnya.” ungkap Said Effendi.
Said Effendi tidak menafikan, Dinas Perhubungan termasuk salah satu SKPD yang dituntut mampu menggarap potensi pendapatan. Beban yang menjadi target pendapatan Dinas Perhubungan Kota Dumai pada tahun 2022 berkisar Rp32 milyar lebih yang bersumber dari seluruh potensi yang ada, termasuk dari UPT Perparkiran sebesar 27 milyar lebih.
Untuk itu dibutuhkan langkah dan terobosan baru, salah satunya merubah pola kerja serta penggunaan IT untuk hasil yang lebih maksimal. Jika saat ini pembayaran menggunakan sistem E-Money, kedepan akan upgrade lagi dengan pola QRIS. Hal itu guna memudahkan pengemudi melakukan pembayaran non tunai. Selain itu kemampuan SDM petugas juga akan lebih ditingkatkan dalam rangka mendukung peningkatan PAD.
“ Kedepan, UPT Perparkiran ini juga bukan hanya untuk angkutan, namun juga untuk tepi jalan umum yang beberapa tahun ke belakang PAD-nya jauh menurun. Dari target 1 Milyar rupiah pertahun, hanya tercapai sekitar 146 juta rupiah dari 16 pengelola yang ada. Kedepan kita akan lakukan perubahan dalam sistem pengelolaan, misalnya dengan pemberlakuan jaminan deposit untuk target pembayaran parkir 3 bulan kedepan,” papar Said Effendi.
Selanjutnya dikatakan Said Effendi, potensi titik parkir yang belum dicapai juga akan dibenahi. Salah satunya kembali mengambil alih retribusi parkir perusahaan, perhotelan dan mall dengan target juga diangka 1 milyar rupiah.
“ Kalau di komunikasi secara baik, target ini saya yakin bisa tercapai. Kita masih menunggu, apakah ini diserahkan ke Dishub, atau tetap Bapenda yang mengelolanya,” jelas Said Effendi.
Selain pajak parkir jalan umum, menurut Said Effendi juga terdapat potensi dari parkir terminal, retribusi Bandara dan UPT PKB. Untuk Bandara masih menunggu pembayaran dari Pertamina sebesar 1 milyar rupiah, dan diharapkan masuk pada Desember 2021 ini.
“ Namun untuk Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) kita masih ada kendala, dimana tenaga penguji kita masih belum bisa melakukan pengujian untuk mobil besar. Saat ini kita serahkan ke Duri. Namun pada tahun 2022 kita upayakan bisa kembali ke Dumai dan kita akan tingkatkan SDM penguji untuk penguji tingkat lanjut sesuai peraturan baru. Kita saat ini hanya punya penguji sertifikasi lanjutan 4, sedangkan yang dibutuhkan lanjutan 5,” terang Said Effendi.
Sementara menyangkut pelaksanaan program kerja dalam rangka mendukung visi misi kepala daerah, Said Effendi menegaskan pihaknya akan mensinkronkan dengan konsentrasi Walikota Dumai, salah satunya ingin mewujudkan Dumai Kota Idaman. Secara bertahap akan dilakukan pembenahan, khususnya menyangkut wajah Kota Dumai yang lebih menarik.
“ Kita harus memastikan jalan-jalan yang ada sesuai standar lalulintas, serta pemanfaatan IT dalam mendukung terciptanya keamanan dan kenyamanan dalam berlalulintas. Misalnya melalui penambahan CCTV di titik-titik strategis untuk pengendalian keselamatan berlalulintas. Selain itu juga melakukan pembenahan terhadap penerangan jalan dan lainnya,” papar Said Effendi.
Hanya saja, Said Effendi mengutarakan segala sesuatu tentu terkait dengan ketersediaan anggaran. Saat ini ada beberapa program yang belum bisa direalisasikan, misalnya membangun Terminal Type C. Namun untuk pelayanan lampu jalan dan lampu lintas masih bisa di atasi.
Dishub Dumai saat ini juga sedang menyiapkan perencanaan atau feasibility study untuk pembangunan Terminal Pembantu UPT Perparkiran yang kita rencanakan membuka 2 titik lagi, yakni di Bukit Timah dan Medang Kampai.
“ Kita juga sedang menyiapkan data-datanya untuk menggiring APBN melalui Dirjen Perhubungan Darat. Kita sudah lakukan komunikasi, termasuk rencana pembangunan Pelabuhan Roro Dumai-Malaka yang mendapat sambutan baik dan diharapkan paling lambat masuk pada APBN Tahun Anggaran 2023,” jelas Said Effendi.(*)