AKBP Andri Ananta: Semuanya Berkat Doa Orang Tua

Administrator Administrator
AKBP Andri Ananta: Semuanya Berkat Doa Orang Tua

Dalam tubuhnya mengalir darah seorang jenderal. Lahir dan tumbuh belasan tahun di lingkungan Polri, mendorongnya mengikuti jejak sang ayah. Kini dirinya menjadi orang nomor 1 di jajaran Mapolres Dumai.

AJUN Komisaris Besar Polisi, Andri Ananta Yudishtira, SIK, MH nama lengkapnya. Pria kelahiran Pekalongan, 1 April 1979 ini merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara. Dirinya juga menjadi satu-satunya anak yang mengikuti jejak karir orang tuanya. Ayahnya, Almarhum Irjen Pol.(P) Drs. Dedy S. Komarudin pernah lama bertugas di Riau sebagai Kapolda.

Pada usia 2 tahun, Andri Ananta kecil diboyong orang tuanya pindah ke Jakarta. Masa pendidikan, mulai TK hingga SMA otomatis dihabiskan di sana. Bersama orang tuanya, Andri Ananta tinggal di asrama Selapa Polri kurang lebih selama 14 tahun. Lama tinggal di lingkungan Polri, membuatnya bertekad ingin jadi polisi.

Usai menamatkan SMA, dirinya mendaftar dan berhasil lulus sebagai Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) dan menjalani pendidikan selama 3 tahun. Setamat dari Akpol, penempatan dinas pertamanya sebagai perwira polisi berpangkat Inspektur Polisi Dua yakni di Mapolda Riau pada tahun 2001.

Setelah mengabdikan diri di Poltabes Pekanbaru dan Poltabes Barelang, perwira pertama yang memulai karirnya di Satlantas sebagai Kanit Patwal, Kanit Patroli hingga Kaur Samsat itu pindah ke bagian SDM Mabes Polri dengan jabatan terakhir Kataud Bakrenmin. Kemudian kembali melanjutkan pendidikan setelah lulus seleksi Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

Dipenghujung masa pendidikannya, Andri Ananta dipertemukan dengan jodohnya. Berawal dari kegiatan seminar, dimana Andri Ananta selaku humas ditugaskan mencari news enchor (pembawa berita) media nasional untuk moderator. Saat itu acara yang dilaksanakan mengundang sejumlah pejabat, dan dari level menteri juga hadir sebagai narasumber.

" Anggaran terbatas, sementara yang diminta untuk moderator adalah news-enchor televisi nasional. Saya ingat ada teman yang punya kenalan. Saat itu saya sudah kenal juga, tapi cuma sebatas kenal saja," cerita Andri Ananta.

News enchor yang dihadirkan saat itu bernama Tengku Zulaikha Viola, alumni Fakultas Komunikasi Universitas Indonesia yang bekerja di televisi nasional. Terakhir kegiatan jurnalistiknya sebagai Wartawan Liputan Istana Negara.

" News Enchor (Tengku Zulaikha Viola) itu akhirnya menjadi pendamping hidup saya. Kalau dulunya saya minta bantu dengan budget terbatas, sekarang budget yang saya punya sama dia semua," ujar Andri Ananta tertawa.

Usai menjalani pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) selama 1,5 tahun, Andri Ananta kemudian ditempatkan di Mapolda Sumatera Utara dan mendapat tugas di Poltabes Medan dan Polres Belawan. Kariernya mulai bergeser dari Satlantas ke Satreskrim, mulai menjabat Kanit Ranmor hingga menjadi Kasatserse Belawan.

4 bulan setelah itu, mendapat tugas baru menjadi Pengasuh di Akpol pada tahun 2009. Pertama kali megang Batalyon, yakni pada angkatan AKP Akira Ceria yang saat ini menjabat Kasatlantas Dumai. Saat itu Akira baru masuk Taruni Akpol. Ada juga beberapa perwira di Polda Riau saat ini yang pernah menjadi anak asuhnya.

Pada tahun 2009-2010 atau 1,2 tahun dinas sebagai pengasuh di Akpol, Andri Ananta mendaftar untuk misi perdamaian dunia PBB dan ditempatkan di Sudan selama 1 tahun. Usai penugasan di Sudan menjalani tugas baru di Subdit Cyber Direktorat Krimsus Polda Metro Jaya Jakarta. Dua bulan kemudian diberi amanah sebagai Kapolsek di daerah Tambun Kabupaten Bekasi dan Polsek Pademangan Jakarta Utara.

Setahun setelah itu di mutasi ke Subdit Tipikor Dirkrimsus selama kurang lebih 1 tahun dan kemudian melanjutkan sekolah di Sespim. Setelah 9 bulan menjalani pendidikan di Sespim kemudian ditempatkan di Biro Misi Internasional Divisi Hubungan Internasional yang salah satu tugasnya Perdamaian dan Kemanusiaan.

Setelah menjalani tugas kurang lebih 2 tahun 6 bulan, akhirnya mendapat kepercayaan menjadi Kapolres Kampar. Kurang lebih 1,5 bulan bertugas, kembali di mutasi menjadi Kapolres Dumai terhitung September 2019 lalu.

Kasus besar pertama yang berhasil diungkap saat bertugas di kepolisian yakni perkara penculikan bayi sekitar tahun 2007 di Sumatera Utara. Bayi di salah satu rumah sakit di Medan dibawa oleh orang tidak dikenal. Hasil penyelidikan, tersangkanya diduga lari ke Riau.

Berdasarkan perintah Kasatserse, Andri Ananta berangkat bersama dua anggota ke Riau guna menangani kasus tersebut. Sesampainya di Pekanbaru dan setelah melakukan penyelidikan dan pengembangan di lapangan, berhasil ditemukan beberapa orang perantara yang mengarah kepada tersangka. Salah satunya diamankan di Kota Dumai. Motivnya, tersangka memang ingin memiliki anak.

" Setelah diamankan, bayi berhasil kita temukan. Saat itu kasus tersebut sangat heboh sekali," papar Andri yang juga pernah bertugas di Johor Baru Malaysia.

Andri Ananta Yudhistira tidak menafikan bahwa perjalanan karir serta kesuksesan dalam mengemban tugas tidak terlepas dari do’a dan ridho kedua orang tuanya. Maka dirinya selalu mengingatkan adik-adik maupun teman-temannya agar senantiasa menyenangkan hati kedua orang tua.

" Setelah dinas mulai jarang pulang ke Jakarta. Tapi saya selalu mengundang orang tua datang dimanapun saya bertugas. Saya selalu sampaikan kepada adik-adik dan teman-teman, selagi kita punya orang tua, senangkan hati mereka, dan buat mereka bangga. Keberhasilan kita tidak terlepas dari do’a dan ridho mereka," ujar Andri Ananta.

Tradisi mengundang orang tua itu, dikatakannya bukan setelah menjadi Kapolres. Tapi sudah dilakukan sejak jauh hari, mulai dari jabatan terendah. Dirinya bersyukur, dimana tempat berdinas beberapa tokoh cukup mengenali orang tuanya. Dan menjadi kewajibannya untuk menjaga nama baik orang tua. Di setiap tempat penugasan, dirinya juga selalu mengundang orang tua, kecuali saat dinas di Sudan.

" Orang tua selalu saya undang untuk datang ke ruangan saya. Mulai ketika jadi Kanit, saya tunjukkan kepada orang tua, walaupun ruangan itu kecil. Termasuk saat menjabat kapolres Dumai. Alhamdulillah sebelum beliau wafat sempat datang ke Dumai dan menetap 3 hari. Beliau habiskan waktu dengan bermain bersama cucu-cucunya,” ujar Andri Ananta mengenang sosok ayahnya, Irjen Pol Drs Dedy S Komarudin yang dikebumikan di Pemakaman TPU Lebak Bulus dengan Inspektur Upacara Kakorpolairud Baharkam Polri, Kamis (11/02/21) lalu.***


Penulis
: Faisal Sikumbang

Tag:
Segala tindak tanduk yang mengatasnamakan wartawan/jurnalis tanpa menunjukkan tanda pengenal/Kartu Pers kupasberita.com tidak menjadi tanggungjawab Media Online www.kupasberita.com Hubungi kami: redaksi@kupasberita.com
Berita Terkait
Komentar
Berita Terkini
google-site-verification: google0644c8c3f5983d55.html