Menjadi walikota atau wakil walikota tidak cukup modal semangat perubahan semata. Mempercayakan kepemimpinan Dumai kepada sosok yang tidak berpengalaman dalam mengelola managemen pemerintahan tentu sangat berbahaya. Jangan sampai kapal tenggelam akibat nakhoda yang tidak paham. Apalagi jika tujuannya bukan untuk pengabdian, namun terkesan lebih "berburu kekuasaan".
POLITISI Partai NasDem yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Dumai, Agus Miswandi mengajak masyarakat lebih cerdas dalam menentukan pilihan. Pilkada Dumai 2024 akan menentukan perjalanan pembangunan 5 tahun kedepan. Jangan tergiur janji perubahan, apalagi yang menawarkan buta pengalaman dalam mengelola pemerintahan.
“ Perubahan tidak bisa diwujudkan hanya melalui teriakan dan nyinyiran. Mewujudkan perubahan tidak cukup bermodal nafsu terhadap kekuasaan. Perubahan itu butuh pemikiran, gagasan dan pengalaman,” ujar Agus Miswandi.
Mencari pemimpin yang punya kemampuan dalam mengelola pemerintahan tentunya mesti punya barometer yang kuat. Tidak bisa asal-asalan, apalagi karena motivasi lain yang tidak berhubungan dengan kecakapan dalam kepemimpinan.
Hal itu juga yang melatarbelakangi Agus Miswandi dalam melabuhkan dukungan dan pilihannya terhadap pasangan H Paisal-Sugiyarto (PAS) di Pilkada Dumai 2024. Terlepas dari kesamaan partai, hal terpenting pasangan calon nomor urut 3 itu memenuhi 3 syarat minimal sebagai kepala dan wakil kepala daerah.
1. PEMIMPIN BERPENGALAMAN & VISIONER
H Paisal pemimpin visioner yang memiliki pemikiran jauh kedepan. Program pembangunan yang dilakukan bermanfaat untuk jangka panjang. Selain itu juga berhasil menuntaskan sejumlah program yang menjadi PR pemimpin sebelumnya.
Keberhasilan ini ditunjang pengalaman H Paisal yang sangat teruji di bidang birokrasi plus kuatnya jaringan yang dimiliki di provinsi maupun pusat. Saat ini banyak program yang sudah dituntaskan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
2. DEKAT DENGAN MASYARAKAT
H Paisal sangat dekat dengan masyarakat. Hal ini sudah berjalan lama, jauh sebelum dirinya menjabat sebagai walikota. Turun ke akar rumput itu makin intens dilakukannya usai dilantik menjadi Walikota Dumai pada tahun 2021 lalu hingga saat ini.
Kedekatan yang dibangun bukan karena kepentingan politik semata, tapi sudah menjadi amalan dalam kesehariannya. Itu juga yang kininmenjadi modal besarnya untuk melanjutkan periode kedua kepemimpinannya.
3. SOSOK PEMIMPIN TAAT
H Paisal sosok yang taat menjalankan agama serta keyakinan yang dianutnya. Kesolehan yang ditularkannya kepada kalangan ASN dan masyarakat mengundang turunnya keberkahan bagi Dumai. Perhatiannya kepada penganut agama lain juga sangat dirasakan.
Salah satu keberkahan yang dirasakan, di masa kepemimpinan H Paisal, APBD Dumai meningkat 2 kali lipat, dari Rp1,1 Milyar menjadi Rp2,2 Milyar. Selain itu pembangunan juga berkembang dengan pesat dan berimbas pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.(*)