Musyawarah Daerah (Musda) V DPD Demokrat Riau selesai dilaksanakan di Gedung Pertemuan Ska Co-Ex, Selasa (30/11). Hasilnya ketua DPC dari 12 kabupaten/kota mempercayakan Agung Nugroho sebagai calon tunggal. Selanjutnya, akan ada beberapa tahapan lagi hingga DPP Demokrat benar-benar menetapkan Agung sebagai calon ketua DPD terpilih.
PELAKSANAAN Musda yang semula dijadwalkan sekitar pukul 10.00 WIB itu sempat molor. Pasalnya, jelang dimulainya kegiatan sejumlah kader DPD Partai Demokrat (PD) datang ke lokasi acara. Mereka meneriakan penolakan. Sempat terjadi adu mulut antara kedua kubu yang sama-sama kader Demokrat.
Namun situasi dapat dikendalikan setelah aparat kepolisian yang bertugas mengamankan jalannya Musda berhasil meredamkan suasana. Setelah situasi cukup kondusif, sejumlah pejabat DPP Partai Demokrat mulai memasuki gelanggang Musda.
Masing-masingnya, Ketua BPOKK DPP PD Herman Khaeron, Wasekjen Andi Nurpati Pangeran, Wakil Ketua BPOKK Made Rai serta Anggota Bakomstra DPP Demokrat Ricky. Sedangkan dari Riau tampak hadir Ketua Steering Committee (SC) Musda V DPD Demokrat Riau Eddy M Yatim yang juga menjabat Sekretatis DPD Demokrat Riau, Ketua Panitia Musda H Syahroni Tua serta ketua DPD PD dari 12 kabupaten/kota.
Pembukaan Musda dipimpin Sekjen Demokrat, Teuku Riefky Harsya yang hadir secara virtual. Riefky dalam sambutannya sempat manyampaikan salam Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kepada seluruh kader yang hadir.
" Perkembangan dari dinamika yang terjadi terus kami ikuti," ucap Riefky mengawali pembukaan musda.
Ia melanjutkan, secara aturan pelaksanaan Musda Riau kali ini sah dan berlaku. Karena merujuk kepada aturan organisasi PD. Ia pun kemudian mengucapkan terima kasih kepada ketua BPOKK serta ketua steering committee Musda.
Riefky kemudian menyinggung perihal situasi yang terjadi jelang pelaksanaan musda. Kata dia, selain dipantau langsung oleh dirinya, Ketum Demokrat AHY juga melakukan pantauan langsung.
"Ketum Mas AHY sangat menyayangkan situasi segilintir kader yang belum bisa menerima atas aspirasi dari sejumlah kader utama," paparnya.
Usai pembukaan, musda berlanjut dengan agenda sidang yang hanya diikuti oleh 12 DPC pemilik suara. Hasil sidang kemudian dibacakan Ketua BPOKK DPP Demokrat Herman Khaeron. Di mana, 12 DPC pemilik suara sepakat memberikan hak suara kepada Agung Nugroho sebagai calon tunggal ketua DPD Demokrat Riau.
Secara terpisah usai acara, Ketua Badan Pembinaan Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Herman Khaeron meminta semua kader Partai Demokrat di Riau harus selalu menjaga soliditas.
Dikatakan Herman, dirinya secara pribadi sudah menjumpai Ketua DPD Demokrat Riau periode 2017-2022, Asri Auzar, untuk menyampaikan rencana pelaksaan Musda ini. Namun Asri tetap tidak menghadiri Musda ini. Sebenarnya agenda Musda sudah diagendakan sejak bulan lalu dan ditunda sebanyak tiga kali karena Asri Auzar meminta waktu.
" Dan DPC terus mendesak, dan alhamdulillah hari ini Musda terlaksana dengan baik. Di Musda tadi kami menetapkan Plt Ketua DPD Demokrat Riau sampai akhirnya DPC memutuskan mendukung Bung Agung Nugroho secara aklamasi," ujar Herman, Selasa (30/11/2021).
Terkait adanya perpecahan internal partai, Herman mengharapkan peran-peran dari tokoh senior partai yang hadir, seperti Jefry Noer, Koko Iskandar dan tokoh senior lainnya.
“ Ini PR juga untuk Bung Agung agar bisa merajut kembali, tentunya bersama juga dengan seluruh Ketua DPC, karena Bang Asri itu abang saya. Alhamdulillah hubungan kami baik," tambahnya.
Disinggung apakah Asri Auzar akan dibawa ke struktur kepengurusan DPP, Herman menyebut hal itu bisa saja karena dedikasi Asri Auzar dalam membesarkan partai memang layak untuk dihargai.
“ Iya, kita pasti ajak, kita juga ucapkan terima kasih atas pengorbanan Bang Asri untuk partai ini," tutupnya.
Sejumlah pihak menyebut terpilihnya Agung Nugroho memimpin Partai Demokrat Riau akan menjadi perahu penting bagi dirinya menyambut perhelatan pilkada yang kian dekat: Pilwako Pekanbaru dan Pilkada Gubernur Riau yang konon akan digelar serentak pada 2024 mendatang.
Pada sisi lain, Pencopotannya sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Riau sebelum habis masa jabatan, membuat Asri kecewa berat. Seyogianya berdasarkan kalender kepengurusan, masa kepengurusan Asri akan habis pada Agustus 2022 mendatang. Tapi, DPP Partai Demokrat merestui Musda V digelar, Selasa (30/11/2021) kemarin.
Kalender politik, memang beda dengan kalender yang terpajang di dinding rumah kita. Jadilah kekuasaan Asri di Partai Demokrat Riau sejak kemarin teramputasi. Padahal pengorbanannya membela Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat terjadinya pengambilan kekuasaan partai secara sepihak oleh Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Sibolangit, Sumut pada Maret lalu sangat luar biasa.
Ia dikenal sebagai salah satu loyalis garis keras pendukung AHY dari perwakilan daerah. Masih ingat videonya yang viral saat melakukan orasi di Kantor DPP Partai Demokrat, saat krisis pengambilan kekuasaan partai oleh KLB Sibolangit yang memilih Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal Purnawirawan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Orasinya yang meledak-ledak menyebut para penggelar KLB adalah kelompok pengacau partai. Asri bahkan mengklaim sebagai perisai yang siap mengorbankan jiwa, darah dan nyawa untuk AHY, jika kursi Ketum Demokrat direbut paksa oleh KLB.
Tapi, kemarin saat Musda V Partai Demokrat Riau resmi melengserkannya, pernyataan Asri Auzar berputar haluan 180 derajat. Dari sebelumnya mengaku sebagai perisai AHY, kemarin Asri mengaku telah menjadi korban penzoliman.
"Hari ini dia telah melakukan penzoliman terhadap seorang Asri Auzar. Saya ikhlas, tapi mudah-mudahan Allah SWT akan membalaskan yang setimpal kepada mereka yang menzolimi saya," kata Asri dengan gaya bicara yang meledak-ledak, Selasa (30/11/2021) sore.
Tak lupa ia juga sempat mengingatkan rekan-rekannya sesama kader Demokrat di seluruh Tanah Air untuk berhati-hati terhadap kondisi Partai Demokrat saat ini. Tentu saja, ia ingin mengingatkan bahwa perjuangan besar membela AHY justru berbalas klaim perlakuan zolim yang dialami Asri saat ini.
Perasaan Asri yang mengaku telah dizolimi oleh DPP Partai Demokrat pimpinan AHY pun langsung ditepis oleh para ketua DPC Demokrat Riau. Mereka langsung mengklarifikasi seolah Musda V digelar bukan karena paksaan DPP, melainkan murni aspirasi seluruh DPC Demokrat di Provinsi Riau.
"Percepatan musda itu merupakan kehendak seluruh pemilik suara. Bahkan, dengan diundurnya hingga ketiga pada 29 November ini, kita meminta kepada DPP untuk segera melaksanakannya," kata Ketua DPC Demokrat Kepulauan Meranti, Muzamil Baharudin, dalam keterangannya mewakili DPC PD se-Riau, Rabu (1/12/2021).***