Kilang Pertamina Dumai Meledak, Syahrial Okzani Wajib Bertanggungjawab

Administrator Administrator
Kilang Pertamina Dumai Meledak, Syahrial Okzani Wajib Bertanggungjawab
Mananger HSSE PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai, Syahrial Okzani (berkacamata) hearing bersama DPRD Dumai belum lama ini.
Kecelakaan kerja beruntun dalam kurun waktu 3 bulan belakangan hingga terbakar dan meledaknya kilang yang menewaskan salah seorang warga sekitar daerah operasional perusahaan menambah panjang catatan kelam jaminan keselamatan di PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II Dumai. Serangkaian peristiwa itu menebalkan dugaan lemahnya sistem keamanan dan menunjukkan rendahnya kinerja Syahrial Okzani selaku Manager HSSE PT KPI RU II Dumai.

ANGGOTA Komisi I DPRD Dumai, Idrus, ST menegaskan PT KPI RU II Dumai jangan tutup mata dengan peristiwa demi peristiwa yang berulangkali terjadi. Hal ini bukan hanya menjadi catatan buruk, tapi juga menyangkut keselamatan nyawa manusia.

" Belum lama kita menggelar hearing terkait kecelakaan kerja, sekarang malah terjadi kebakaran dan ledakan di kilang Pertamina. Kita sepakat tidak ada yang menginginkan terjadinya musibah. Tapi kalau kejadiannya berulangkali, berarti ada yang salah," ujar Idrus kepada Kupas Media Grup, Senin (06/10/26) pagi.

Menurut Politisi Gerindra ini, PT KPI Dumai harus menjadikan peristiwa beruntun tersebut sebagai pelajaran berharga agar tidak terulang kedepannya. Salah satunya menjadikan keselamatan benar-benar sebagai prioritas utama yang bukan hanya sebatas slogan saja.

" Kita meminta HSSE atau yang umumnya disebut K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) betul-betul menjadi prioritas dan berjalan dengan baik. Penting mendudukkan orang yang tepat di posisi tersebut. Pasalnya, HSSE merupakan komponen penting dan paling bertanggungjawab terhadap keselamatan pekerja maupun lingkungan kerja," jelas Idrus.

Sementara Ketua Forum Aksi Peduli Tenaga Kerja Lokal (FAP Tekal) Dumai, Ismunandar menegaskan tugas dan fungsi HSSE (Health, Safety, Security, and Environment) adalah menciptakan dan menjaga lingkungan kerja yang aman, sehat dan terlindungi dari ancaman.

Caranya yakni dengan mengidentifikasi risiko, menerapkan prosedur pencegahan, memberikan pelatihan, memastikan kepatuhan regulasi serta memantau dan mengevaluasi program keselamatan.

" Jika tugas dan fungsi itu dijalankan sebagaimana mestinya, kita yakin potensi bahaya bisa diminimalisir dan diantisipasi dengan baik. Persoalannya, kinerja Manager HSSE PT KPI RU II Dumai itu seperti telur busuk yang tampak bagus dari luar tapi bobrok di dalam. Semua hanya demi pencitraan dan mengejar penilaian pimpinan. Sementara buruh dan pekerja lapangan yang jadi korban," ujar Ismunandar, Senin (06/10/25).

Ditegaskan Ismunandar, kecelakaan kerja beruntun dalam 3 bulan terakhir yang disusul terjadinya kebakaran dan ledakan di Kilang Pertamina Dumai merupakan alarm keras bagi Manager HSSE PT KPI RU II Dumai, Syahrial Okzani.

" Sampai kapan ini terjadi. Harus segera dilakukan evaluasi, dan Manager HSSE Syahrial Okzani wajib bertanggungjawab. Namun anehnya, hingga kini posisinya seperti tak tergoyahkan, mungkin ada "orang kuat" di belakangnya," pungkas Ismunandar.

Menurut data dihimpun, terhitung sejak Agustus hingga Oktober 2025 terjadi sejumlah peristiwa kecelakaan kerja di PT KPI RU II Dumai.

Pada tanggal 18 Agustus 2025, pekerja di dalam areal Kilang Pertamina meregang nyawa setelah terjatuh ke dalam kolam limbah panas. Korban baru ditemukan beberapa jam kemudian dalam kondisi tidak bernyawa. Direktur Utama PT KPI, Taufik Aditiyawarman mendatangi langsung rumah keluarga korban sebagai wujud kepedulian.

Hanya berselang 11 hari, tepatnya tanggal 29 Agustus 2025, kembali terjadi kecelakaan kerja di Kilang Pertamina Dumai. Kali ini salah seorang pekerja terkena semburan air panas dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Kemudian 1 September 2025, kecelakaan menimpa pekerja yang sedang mengatur buka tutup jalan saat pengerjaan perbaikan pipa.

Terbaru yang cukup menghebohkan yakni kebakaran disusul ledakan di Kilang Pertamina Dumai pada tanggal 1 Oktober 2025 yang mengakibatkan 1 warga yang menjadi korban terdampak meninggal dunia dan 6 warga lainnya dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Pada sisi lain, petinggi Pertamina Pusat di informasikan sejak, Jumat (03/10/25) kemarin telah berada di Dumai pasca meledak dan terbakarnya Kilang Pertamina Dumai. Diantaranya adalah Ilham Salahudin, Jaffee A Suardin, Radiga Mukti Rudiono, Asep Saputra dan Taufik Aditiyawarman serta 8 nama lainnya. Belum diketahui tujuan dan agenda kedatangan mereka tersebut secara pasti.(*)
Penulis
: Faisal Sikumbang
Komentar
Berita Terkini
google-site-verification: google0644c8c3f5983d55.html