Massa dari berbagai latar belakang kelompok menggelar aksi demonstrasi di Gate I Kilang Pertamina Dumai. Mereka menuntut transparansi managemen PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU II terkait peristiwa kebakaran dan ledakan yang telah menimbulkan trauma serta ketakutan masyarakat. Massa mendesak Pertamina memberikan jaminan keselamatan bagi pekerja maupun warga sekitar daerah operasional dan memastikan peristiwa serupa tidak terulang kedepannya.
PERISTIWA Kebakaran disusul ledakan yang terjadi di Kilang Pertamina Dumai pada malam 1 Oktober 2025 kemarin masih menyisakan sejumlah pertanyaan besar. Apalagi hingga saat ini belum ada penjelasan resmi dari PT KPI RU II terkait penyebab dan upaya antisipasi yang sudah dilakukan.
" Kami melakukan aksi demonstrasi sore ini dalam rangka mendesak Pertamina agar lebih transparan. Terbakar dan meledaknya Kilang Pertamina telah menimbulkan trauma serta ketakutan di tengah masyarakat. Namun sampai hari ini kita belum mendengar apa penyebab ledakan dan apa saja yang sudah dilakukan perusahaan, termasuk terhadap para korban," ujar Wakil Ketua Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) Dumai, Muhammad Febriansyah saat menyampaikan orasi, Selasa (07/10/25) sore tadi.
Tidak hanya itu, massa aksi juga menyuarakan agar pembebasan lahan masyarakat untuk kawasan bufferzone tidak ditunda-tunda lagi. Sementara dampak yang timbul jika sewaktu-waktu terjadi kembali ledakan di kilang sangat mengancam keselamatan masyarakat.
Massa sempat terpancing emosinya karena GM PT KPI RU II Dumai, Iwan Kurniawan tak kunjung datang menjumpai massa aksi.
" Maju 3 langkah, ikuti instruksi saya. Kita minta GM yang hadir. Apakah dia takut bertemu masyarakat. Kita bukan ingin anarkhis, kita ingin menyuarakan keresahan masyarakat. Kami tidak mau bertemu Humas, kami minta GM yang hadir," teriak Febri, yang juga mantan Aktivis Mahasiswa ini.
Namun situasi sedikit mereda setelah pihak kepolisian ikut menengahi. Diantaranya tampak Kapolsek Dumai Timur, Kompol Abdul Rahman, SH, M.Han dan sejumlah perwira kepolisian lainnya dari Polres Dumai.
Area Manager Commrel & CSR, Agustiawan yang diberikan kesempatan bicara menyampaikan GM PT KPI RU II Dumai, Iwan Kurniawan tidak bisa menjumpai massa aksi karena sedang mengikuti agenda penting yang tak bisa ditinggalkan.
" Izinkan saya menyampaikan permintaan maaf dan salam dari GM RU II Dumai yang saat ini sedang mengikuti rapat intensif bersama Pertamina Pusat dan Investigator dari Dirjen Migas Kementerian ESDM sejak pukul tiga tadi," ujar Agustiawan dihadapan para pendemo.
Lebih lanjut disampaikan Agustiawan, pihaknya sangat mengapresiasi aspirasi yang disampaikan massa aksi terkait transparansi informasi. Menjadi hal penting untuk menyampaikan kondisi sebenarnya agar tidak terjadi lagi kesimpangsiuran informasi dan isu-isu liar yang tersebar di tengah masyarakat.
" Namun untuk informasi apa yang menjadi penyebab dan bagaimana kronologisnya, saat ini masih dalam proses investigasi. Baik dari tim internal kami maupun eksternal, dari Puslabfor Polri, maupun dari Tim Investigator Dirjen Migas. Dan sampai hari ini kami masih menunggu hasilnya. Nantinya investigator yang menyampaikan, dan tidak ada intervensi dari kami," ujar Agustiawan.
Kemudian terkait persoalan bufferzone, disampaikan Agustiawan sebenarnya pembahasan sudah dimulai sejak tahun 2023. Hanya saja, setelah itu ada pergantian skema yang awalnya B to B (bisnis to bisnis) berubah menjadi skema kepentingan umum.
" Ketika skema kepentingan umum yang ditetapkan, maka proses pembebasan lahan bufferzone dilakukan oleh instansi berwenang, dalam hal ini adalah Pemprov Riau karena areal yang akan dibebaskan lebih dari 5 hektar. Dan prosesnya harus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau," terang Agustiawan.
Lebih lanjut disampaikan Agustiawan, saat ini proses pembebasan lahan bufferzone sudah masuk tahap persiapan, yakni sudah masuk proses konsultasi publik yang ketiga.
" Harapannya setelah konsultasi publik selesai dilakukan, maka akan diterbitkan SK penetapan lokasi bufferzone dan setelah itu masuk tahap pelaksanaan yang nantinya dilakukan Badan Pertanahan Provinsi Riau. Artinya Kilang Pertamina RU II Dumai tidak pernah menunda-nunda atau menganggap sepele permasalahan bufferzone ini. Malah kalau bisa kita akan mengupayakan percepatan. Apa yang menjadi keresahan masyarakat akan kita sikapi bersama," tegas Agustiawan.
Aksi demonstrasi yang berjalan damai, aman dan lancar itu ditutup dengan penyerahan pernyataan sikap dari massa aksi kepada GM PT KPI RU II Dumai melalui Area Manager Commrel & CSR.(*)
Penulis
: Faisal Sikumbang