Pilkada Bengkalis, KBS Dua Periode Sulit Dilawan

Administrator Administrator
Pilkada Bengkalis, KBS Dua Periode Sulit Dilawan
Agung Marsudi
Rumornya pasangan Bupati Wakil Bupati Bengkalis itu bernama KUAT. Duet Khairul Umam Indra Gunawan (Eet). Tapi hingga detik-detik yang menegangkan, pasangan KUAT itu tak cukup kuat menghadapi strategi "sapu bersih" dukungan parpol dari pasangan KBS dua periode. Akhirnya PKS menjadi partai politik ke-9 yang mendukung laju perahu KBS menuju Bengkalis Satu. Bahkan dukungan partai dakwah ini terasa berbeda, berbobot dan bernilai.

BEREDAR Foto-foto penyerahan dukungan PKS itu nampak istimewa. Keluarga besar bupati tampil dengan kekuatan penuh, didampingi 3 politisi senior PKS kabupaten Bengkalis, Ketua Bappilu PKS dokter Fidel dengan gaya super milenial, baju putih berjaget hitam branded, celana jins, Mahdinur dan Misno.

Trio elit PKS Bengkalis ini yang kemudian santer dibicarakan oleh khalayak. Maklum dukungan PKS ini terkesan "dikesankan". Padahal soal dukungan partai politik kepada para kandidat itu hal biasa, dan sudah semestinya.

Memberi laluan kembali kepada Kasmarni untuk menjadi bupati, dengan sederet prestasi tentu patut dipuji. Berbeda jika kinerjanya selama ini mengecewakan masyarakat. Di era kepemimpinan puan Kasmarni, agaknya Bengkalis "aman-aman" saja.

Meski untuk dinamika politik, patut diberi catatan, sebab dialektika demokrasi di Bengkalis tidak berjalan sebagaimana harapan. Ini ditandai dengan hubungan antara legislatif era kepemimpinan Khairul Umam, dengan eksekutif di bawah puan Kasmarni tidaklah berjalan elok.

Mosi tak percaya terhadap Ketua DPRD Bengkalis Khairul Umam, yang sejatinya adalah melebarnya friksi di tubuh elit Golkar justru menyeret Khairul Umam dalam gelombang permainan politik di kabupaten Bengkalis. Soal ini yang sejatinya menjadi batu sandungan bagi pasangan Khairul Umam Indra Gunawan yang semula direncanakan KUAT, menjadi tak kuat.

Harus diakui, arus KBS dua periode terlalu kuat untuk dilawan. Dan PKS Bengkalis tak menafikan itu, sebab politik adalah seni memenangkan kemungkinan. Kemungkinan terbaik Kasmarni dan PKS berada di satu perahu.

Apapun itu, peristiwa demokrasi "leguh legah" akhir-akhir ini, makin menunjukkan betapa sulitnya publik memahami dialektika politik di kabupaten Bengkalis.

Untuk bermarwah negeri ini memang butuh nahkoda yang benar-benar paham. Kalau tak paham alamat kapal akan tenggelam. Kapal lancang kuning akan berlayar tanpa "kuning". Senarai di kapal KBS dua periode itu akan berkibar bendera 9 partai politik pendukung, pengusung, dan "pendengung".

Betapa mewahnya kapal itu. Meski menuju ke sana, pasangan Kasmarni Bagus boleh jadi akan melawan "kotak kosong" seperti yang mulai tren terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Bila kemudian kotak kosong pun berisi, itulah demokrasi. Benci rindu, suka kecewa menyatu dalam denyut nadi. Nadi demokrasi yang kadang membuat "stroke" mereka yang tak dapat panggung. Karena gagal ikutan "berdengung".

Khairul Umam, Indra Gunawan (Eet), mereka dua elit yang akhirnya terjepit, dan "tergigit". Dijepit oleh partai yang dibesarkannya sendiri. Demi sebuah kemenangan, ambisi dan demokrasi.

Bagi PKS dan Golkar tentu ini seperti makan buah simalakama. Selamat dan tahniah kepada semua stakeholder politik di Bengkalis. Meski masyarakat masih dirundung gerimis.

Kita selalu diingatkan, "dalam politik yang memayungi sering kalah dengan yang menghujani". Ini bukan soal dinasti, sebab semua proses melalui mekanisme demokrasi.

Solo, 4 Agustus 2024

Catatan Agung Marsudi
Founder Duri Institute
Penulis
: Agung Marsudi
Komentar
Berita Terkini
google-site-verification: google0644c8c3f5983d55.html