Waduh...,Prostitusi Online Marak di Kota Dumai

Administrator Administrator
Waduh...,Prostitusi Online Marak di Kota Dumai
Ilustrasi

Menguak sisi kelam kehidupan malam Kota Dumai lumayan menarik. Apalagi kota yang berada di Pantai Timur Pulau Sumatera itu juga dikenal dengan sebutan kota pelabuhan. Layaknya sejumlah kota pelabuhan lainnya di Indonesia, kehidupan dunia malam sepertinya sulit dipisahkan.

HADIRNYA Sejumlah tempat hiburan malam, mulai pub dan karoke membuat suasana malam lumayan terasa di Kota Dumai. Belum lagi ditambah dengan karaoke berkedok salon, yang beroperasi secara legal maupun tanpa mengantongi izin resmi. Seperti acap kali diberitakan, dunia malam juga kerap ditingkahi hadirnya para wanita malam.

Ditengah geliat kehidupan malam itu, ternyata tidak hanya menyuburkan praktek prostitusi secara terbuka. Diluar itu, prostitusi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi ternyata lebih marak lagi. Mereka memanfaatkan teknologi untuk sarana menjual diri. Sementara tempat “eksekusi” biasanya mulai hotel kelas melati maupun hotel bintang yang ada di Kota Dumai.

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, para wanita yang menawarkan jasa “cinta semalam” itu ada yang beroperasi sendiri-sendiri maupun menggunakan mucikari dengan istilah mami atau papi. Dalam sehari, pelanggan yang datang juga bervariasi.

Pada akhir pekan biasanya pelanggan bisa mencapai tujuh orang dalam sehari. Bagi yang menggunakan jasa mucikari, biasanya wanita malam itu ditawarkan aplikasi pesan MiChat. Kemudian, mereka membuat janji bertemu dengan pelanggan di salah satu hotel.

" Modus operandinya mereka menjajakan diri lewat MiChat, kemudian di MiChat ada adminnya. Adminnya itu muncikarinya. Dia ngirim foto, dan pelanggan tinggal pilih untuk selanjutnya diarahkan ke salah satu hotel di Dumai," ujar sumber KupasBerita.Com tadi malam.

Para muncikari dalam prakteknya membagi jam antara pengunjung satu dan pengunjung lainnya untuk menghemat biaya hotel.

“ Misalnya untuk satu malam biaya hotelnya 500 ribu rupiah. Satu malam itu mereka buka beberapa slot, dan dibatasi cuma sejam atau dua jam paling lama. Artinya hingga masa waktu chek out hotel mereka mesti dapat beberapa pelanggan,” ungkap pria yang mengaku bernama Ade ini kepada kupasberita.com.

Selain MiChat, ada aplikasi lainnya yang digunakan para wanita penghibur atau mucikari. Misalnya saja BeeTalk hingga memanfaatkan twitter. Bagi yang beroperasi sendiri tanpa mucikari, mereka lebih leluasa mengatur waktunya. Biasanya setelah tertutupi biaya kamar, mereka tidak banyak pikir lagi.

“ Kalau biaya kamar sudah tertutupi, soal harga tidak terlalu kaku lagi. Semuanya bisa dinegoisasikan, pokoknya sama-sama senang bang. Minimal di angka 300 ribu untuk sekali kencan bang,” ujar Ana wanita berambut coklat yang mengaku sudah 1 bulan ini datang ke Dumai sambil tersenyum ramah.

Selain itu, dalam perekrutan wanita penghibur, para mucikari biasanya juga berburu di media sosial Facebook. Dia menelusuri satu per satu wanita dengan syarat utama berwajah cantik dan berusia muda. Mucikari kemudian mengirim pesan kepada korbannya dengan iming-iming bekerja sebagai pemandu lagu atau yang lazim disebut lady companion (LC). Upah atau gajinya mulai Rp5 Juta hingga Rp15 Juta.

Mendengar besarnya upah yang ditawarkan, para wanita itu tergoda. Mereka bertemu dan mucikari menjelaskan detail tugas yang harus dilakoni para wanita itu. Mulai menemani tamu minum dan bernyanyi, hingga berujung 'ngamar'.

“ Mereka tertarik mungkin karena gaji. Saya tidak pernah paksakan mereka. Kalau mereka mau, kita ketemu. Kalau tidak mau, saya suruh pulang," jelas mucikari yang mengaku kerap dipanggil Mami ini.

Melihat maraknya praktek prostitusi terselubung itu, pemerintah daerah maupun aparat diharapkan segera melakukan penertiban. Salah satunya dengan melakukan operasi penertiban yang dilakukan secara rutin. Apalagi para pelaku bisa disangkakan melanggar Pasal 2 UU RI No 21 Tahun 2007 dan/atau Pasal 296 KUHP dan/atau Pasal 506 KUHP.


Penulis
: Administrator
Editor
: Megi Alfajrin
Komentar
Berita Terkini
google-site-verification: google0644c8c3f5983d55.html