KBS versus SANDI, "Hiu Makan Teri"

Administrator Administrator
KBS versus SANDI, "Hiu Makan Teri"
Agung Marsudi
Pohon beringin tak jadi tumbang. Badai telah berlalu. Partai Golkar Bengkalis selamat. Sempat bakal masuk kotak dalam pesta demokrasi pilkada Bengkalis 2024. Karena ditinggal sendirian, meski memperoleh 3 kursi pada pemilu legislatif.

MENDADAK Golkar seperti mendapat durian runtuh, dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan gugatan Partai Buruh dan Partai Gelora terhadap Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Betapa tidak, di detik-detik terakhir di tengah pasangan petahana Kasmarni Bagus Santoso (KBS) didukung penuh oleh 10 partai yang memiliki kursi di DPRD dan partai Gelora (tanpa kursi), Golkar akhirnya selamat, meski di penghujung waktu, memiliki peluang kembali untuk ikut kontestasi.

Seperti diketahui, dalam gugatan, kedua partai non parlemen itu meminta MK membatalkan Pasal 40 ayat (3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada terkait pengusulan pasangan kepala daerah oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memiliki kursi di DPRD.

MK mengabulkan sebagian gugatan Partai Buruh dan Partai Gelora. Dimana ambang batas 20 persen perolehan kursi DPRD atau 25 persen perolehan suara tidak berlaku lagi. Gabungan partai politik non parlemen dapat mengusung calon kepala daerah asalkan perolehan suaranya mencukupi.

Putusan tersebut adalah Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang melonggarkan ambang batas (threshold) pencalonan kepala daerah untuk semua partai politik..Syarat MK untuk Pilkada Kabupaten Bengkalis hanya 8,5 persen suara pada pemilu 2024, sementara Golkar memperoleh 9 persen suara pada pemilu 2024.

Dengan demikian, Partai Golkar bisa mengusung calon sendiri. Dan pilihannya jatuh kepada Syahrial. Lalu Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bengkalis itu menggandeng putra asli Sakai, Andika, dari kecamatan Bathin Solapan sebagai wakil.

Rabu sore (28/08/24) lalu, di atas becak motor, pasangan Syahrial Andika (SANDI) dalam perjalanan menuju kantor KPUD Bengkalis, menyapa warga, melalui media sosial. Keduanya terlihat santai, mengenakan baju koko warna putih, dengan kopiah hitam. Sahrial berkacamata filter warna kuning.

Berikut kutipannya:

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Saya calon bupati Bengkalis, bersama calon wakil bupati Bengkalis. Sahrial, Andika. Kami hari ini bersama-sama menyelamatkan demokrasi di kabupaten Bengkalis. Tidak boleh ada kotak kosong di kabupaten Bengkalis.

Insya Allah masyarakat yang ingin energi baru, perubahan yang terbaik tentang birokrasi, Bagaimana hilirisasi APBD. APBD berpihak pada kontraktor-kontraktor lokal. Dan pelaksana-pelaksana di desa tidak terlambat menerima gaji.

Insya Allah komiten kita bersama
untuk diperbaiki di masa depan, ketika masyarakat mempercayakan kepada kami, dengan Andika Sakai. Terima kasih.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Benarkah, pasangan SANDI penyelamat demokrasi di kabupaten Bengkalis?

Melihat dinamika politik yang terjadi, disebut menjadi penyelamat tentu tidak benar. Kalau mendapat durian runtuh, ya. Artinya pasangan SANDI justru muncul dan mendapat anugerah dengan putusan MK.

Kini persoalan lain muncul. Meski keduanya memiliki personal branding yang berbeda, tapi keduanya memiliki kesamaan. Yaitu sama-sama gagal meraih kursi pada pada Pileg 2024. Syahrial dari Golkar, Andika dari Demokrat. Gagal jadi anggota legislatif, mau menjadi eksekutif.

Syahrial sendiri sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis periode 2019-2024, posisinya digoyang mosi tak percaya oleh koleganya di DPRD. Ada rivalitas yang terselubung.

Meski pasangan SANDI bakal didukung oleh Indra Gunawan Eet sebagai "Panglima perang" tapi kekuatan KBS terlalu berat untuk dilawan. Seperti teri melawan hiu. Dengan modal yang dimiliki KBS, kekuatan struktural, sosial, dan finansial. Ikan hiu yang besar, berat untuk dikalahkan.

Siapa yang mau menumbangkan pohon beringin, dan siapa diuntungkan ?

Kembali ke soal rivalitas tadi. Konflik internal DPRD Bengkalis telah menjadi fenomena gunung es. Dan pemilu legislatif 2024 puncaknya. Gunung es telah mencair. Mereka yang melakukan mosi tak percaya berada di atas angin, dan secara politik telah memenangi pertandingan (kasus hukumnya masih debatable). Khairul Umam, Ketua DPRD Bengkalis kena imbas, dan menjadi salah satu korban rivalitas (kekuasaan).

Bengkalis "dimerahkan", PDIP diuntungkan. Sebab sesungguhnya, selama ini tak ada dialektika politik yang berjalan di Kabupaten Bengkalis. Semua seperti autopilot. Dan semua orang sudah tahu. Pilotnya berasal dari Muara Basung.

KBS dua periode di atas kertas bakal menang tanpa gangguan, kecuali ada " pengkhianatan ".

Bersambung...(*)


Solo, 2 September 2024

Agung Marsudi
Pengamat Geopolitik
Editor
: Faisal Sikumbang
Komentar
Berita Terkini
google-site-verification: google0644c8c3f5983d55.html